Dongeng 'Toko Mimpi Riko'

     Di suatu tempat, terdapat sebuah desa yang bernama ‘Desa Mimpi’. Desa ini dipenuhi dengan toko-toko yang menjual mimpi. Toko-toko itu akan buka setiap malam, yaitu disaat semua orang ingin tertidur dengan satu mimpi. Setiap malamnya orang dewasa maupun anak-anak akan keluar dan mencari satu mimpi yang diinginkan. Tetapi kebanyakan pelanggan toko yang berdatangan yaitu anak-anak. 

     Setiap toko menjual jenis mimpi yang berbeda-beda. Ada ‘Toko Mimpi Makan Sepuasnya’, yaitu bisa merasakan makan sebanyak-banyaknya, seperti makan coklat, permen, kue, snack, ayam dan makanan lainnya. Kemudian ada ‘Toko Mimpi Menjadi Seseorang Yang Diinginkan’, yaitu kita bisa merasakan menjadi pahlawan super, barbie, princess, pangeran, artis dan lainnya. Selanjutnya ada ‘Toko Mimpi Mewujudkan Keinginan’, seperti keinginan untuk ke disneyland, naik wahana, bermain timezone, membeli mainan baru, dan keinginan lainnya. Kemudian ada ‘Toko Mimpi Dunia Imajinasi’, kita bisa tinggal dan bersenang-senang di dunia princess, dunia barbie, dunia peri, dunia sihir dan lainnya.

     Setiap pemilik toko memiliki bakatnya masing-masing dalam menciptakan mimpi. Bakat tersebut sudah di dapat sejak lahir. Di antara toko-toko mimpi yang terdapat di desa, ada satu toko di ujung jalan yang terlihat gelap karena kurangnya pencahayaan dan ditambah dengan warna cat toko yang gelap, sehingga toko tersebut tidak terlalu menarik perhatian orang-orang. Toko itu adalah ‘Toko Mimpi Menakutkan’. Pemilik toko itu bernama Riko. Toko ini jarang didatangi anak-anak, karena kebanyakan dari mereka merasa takut ketika melewati toko tersebut. Selain itu toko tersebut menjual mimpi menakutkan, yang berbeda dengan mimpi-mimpi yang dijual di toko lain. Tentu saja, anak-anak disana tidak ingin memiliki mimpi menakutkan disaat tertidur di kasur nyaman mereka. Orang-orang dewasa juga jarang mengunjungi toko tersebut, mungkin hanya satu atau dua orang saja yang sesekali datang, bahkan setelah itu tidak datang lagi.

    Riko tidak bisa berbuat apa-apa terhadap mimpi-mimpi yang ia jual di tokonya. Karena ia memang sudah terlahir dengan bakat untuk membuat mimpi menakutkan. Jadi mau seberapa keras-pun ia mencoba untuk membuat mimpi yang menyenangkan, pasti akan gagal. 

     Pada suatu malam yang dingin, datang seorang kakek-kakek ke toko mimpi Riko. Kakek itu memasuki toko dengan tongkat kayu yang ia pegang di tangan kanannya, sebagai alat bantu ia berjalan. Ia melihat-lihat sekeliling, mimpi-mimpi yang dijual di toko Riko. Setelah itu, kakek tersebut menghampiri Riko dan mengatakan, 

“Mimpi-mimpi yang kau jual sangat menyeramkan. Kurasa bukan hanya anak-anak yang akan takut jika memimpikannya, orang dewasa pun pasti takut juga. Kamu sangat berbakat.” Kata kakek.

“Aku harap begitu, tapi kurasa aku salah. Kakek tau sendiri, pelanggan di desa ini kebanyakan anak-anak. Mereka menyukai hal-hal yang menyenangkan, bukan sesuatu yang menakutkan seperti mimpi-mimpi yang ku buat. Aku merasa bakatku sama sekali tidak menakjubkan” Kata Riko dengan raut wajah yang sedih.

“Kalau begitu, kenapa kamu tidak membuatnya menjadi menyenangkan?” Tanya kakek.

“Aku selalu gagal ketika membuat mimpi yang menyenangkan.” Jawab Riko

“Bukan seperti itu. Maksudku bagaimana kalau kamu membuat mimpi yang menyeramkan, tetapi ditambah dengan sesuatu yang menyenangkan.” Kata kakek.

“Maksudnya bagaimana kek, aku kurang mengerti.” Jawab Riko bingung.

“Menurutmu, dari sesuatu yang menyenangkan apa yang paling terlihat?”. Tanya kakek.

“Hmm… hal-hal yang lucu atau imut?”. Tebak Riko

“Itu salah satunya. Tapi ada yang paling terlihat, yaitu warna.” Kata kakek.

“Ahh.. aku mengerti sekarang. Terimakasih kek untuk nasihatnya. Aku rasa, aku akan melakukan sedikit perubahan untuk mimpi-mimpi yang akan kujual.” Kata Riko sambil tersenyum.

“Aku harap kamu berhasil nak.” Kata kakek sambil perlahan meninggalkan toko mimpi Riko.

     Keesokan Paginya, Riko mulai membuat beberapa mimpi baru untuk ia jual di malam hari nanti. Riko tetap membuat mimpi yang menakutkan. Tetapi ada beberapa hal yang berbeda dari sebelumnya. Mimpi kali ini, hantu dan monster yang muncul mengenakan hiasan pita kecil berwarna pink di bajunya dan ditambah topi yang berhiaskan mutiara. Tidak hanya itu, wajah mereka juga dicoret dengan coretan lucu, seperti gambar bintang, bulan, kelelawar dan lainnya.

     Selain itu, bagi anak-anak yang membeli mimpi ini akan diberikan kostum hantu dan monster yang diinginkan. Mereka bebas memilih warna dan menghias wajah mereka. Anak-anak juga akan diberikan keranjang kosong. Keranjang kosong itu akan digunakan untuk mengumpulkan permen, coklat, dan mainan, yang nantinya akan diberikan oleh para hantu dan monster. Bentuk permen dan coklat yang diberikan juga terlihat lucu, yaitu bentuk hantu dan monster dengan ekspresi yang lucu, bentuk labu, bentuk beruang dan lainnya. Di sepanjang jalan juga dihiasi lampu-lampu kuning yang terang dan hiasan lampu-lampu kecil, sehingga jalanan yang dilewati terlihat cantik. Ditambah dengan alunan musik yang tenang terdengar pelan.

     Setelah membuat mimpi barunya, Riko bergegas mengganti cat warna tokonya menjadi warna hitam, oren dan kuning. Sehingga tokonya lebih terlihat berwarna, daripada yang sebelumnya. Malam pun tiba, Riko membuka tokonya dan tentu saja dengan menjual mimpi baru yang ia sudah buat pagi tadi. Beberapa menit kemudian, 3 orang anak melewati tokonya. Nama mereka yaitu Dino, Joni dan Lia.

“Hei, lihat! bukankah itu ‘Toko Mimpi Menakutkan’. Tapi sekarang terlihat berbeda.” Kata Joni.

“Kamu benar, sekarang tokonya terlihat lebih berwarna dan tidak menakutkan.” Kata Lia.

“Kalau begitu, ayo kita coba masuk!” Ajak Dino

Mereka bertiga pun memasuki Toko Mimpi Riko. Riko menyambut mereka dengan senyuman.

“Apa kalian menginginkan sebuah mimpi?” Tanya Riko

“Ya, mimpi apa yang dijual disini?” Tanya Dino

“Aku menjual mimpi yang menakutkan. Tapi aku jamin ini tidak akan terasa menakutkan, melainkan menyenangkan. Karena kalian akan mengumpulkan permen, coklat dan mainan dari para hantu dan monster yang terlihat lucu. Apa kalian tertarik?” Kata Riko

“Sepertinya terdengar menyenangkan. Kalau begitu aku beli satu.” Kata Lia

“Aku juga!”  “Aku juga!” Kata Dino dan Joni bersamaan. 

    Setelah malam itu, di malam-malam berikutnya ‘Toko Mimpi Riko’ ramai pelanggan. Anak-anak menyukai mimpi yang menakutkan tapi terasa menyenangkan. Mereka merasakan sesuatu yang baru, yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan.


-Tamat-


Samarinda, 08 Maret 2024

f.z


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Luar Zona Nyaman